Wednesday, 9 May 2012

MANHAJ HIDUP MUSLIM BAB 8


UJIAN KEIMANAN

MUSLIM YANG SEBENARNYA

Pengertian yang sebenarnya tentang seorang Muslim adalah bahawa ia harus kebal terhadap ketiga penyakit yang dinyatakan sebelum ini. Orang yang disebut Muslim hanyalah orang yang tidak menjadi hamba-sahaya dari siapapun selain Allah, dan tidak mengikuti siapapun kecuali RasulNya. Orang Muslim hanyalah orang yang dengan setulus hati percaya bahawa ajaran Allah dan RasulNya adalah kebenaran yang mutlak, dan apa pun yang bertentangan dengannya adalah sesat, dan apa pun yang baik bagi manusia dalam hidup di dunia ini mahupun di akhirat nanti seluruhnya telah terkandung dalam ajaran-ajaran Allah dan UtusanNya.

TANDA-TANDA KEMUNAFIKAN

1. Memperturutkan Kemahuan Sendiri (Nafs)
2. Pemujaan Kepada 'Adat Istiadat
3. Meniru-niruBangsa Lain 
  
boleh dilihat pada bab sebelum ni


"Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus. Dan mereka berkata:'Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami menta'ati (keduanya)’ Kemudian sebahagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan RasulNya, agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebahagian di antara mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidakdatangan mereka itu kerana) dalam hati mereka ada penyakit, atau (kerana) mereka ragu-ragu, ataukah (kerana) takut kalau-kalau Allah dan RasulNya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya mereka itulah orang-orang yang zalim. Sesungguhnya jawapan orang-orang Mukmin bila mereka di-panggil kepada Allah dan RasulNya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: "Kami mendengar, dan kami patuh" dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang ta'at kepada Allah dan RasulNya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan". (Surah, an-Nur: Ayat 46—52). 

Fikirkanlah pengertian iman yang dinyatakan dalam ayat-ayat tersebut di atas. Iman yang sejati adalah menghambakan diri kepada Kitab Allah dan petunjuk-petunjuk RasulNya. Apa pun perintah yang datang dari keduanya mestilah betul-betul dipatuhi, dan apa pun yang bertentangan dengannya tidak boleh didengarkan, biarpun datangnya dari fikiran sendiri, dari keluarga ataupun dari orang banyak. Hanya orang yang mempunyai syarat fikiran yang beginilah yang boleh disebut Mukmin dan Muslim. Yang tidak memilikinya adalah orang munafiq.

BEBERAPA CONTOH KEPATUHAN KEPADA ALLAH        

~Pengakuan Dosa        
Pada zaman Nabi SAW ada seorang beriman yang telah berzina. Tidak ada saksi, tidak ada seorang pun yang menyeretnya ke depan pengadilan.Tidak pula ada seorang pun yang melaporkan kepada polis. Hanya ada iman, yang bertakhta dalam hatinya. Dan iman itulah yang mengatakan kepadanya: "Pergilah kau menjalani hukuman yang telah disediakan Allah atas perbuatanmu itu". Maka pergilah orang itu dengan kemahuannya sendiri kepada Rasulullah SAW dan berkata: "Wahai Rasulullah saya telah berzina. Hukumlah saya". Mendengar itu, Nabi memalingkan wajahnya dari orang itu. Tapi orang itu terus saja menghadap wajah Rasulullah SAW dan mengulangi permintaannya.Rasulullah kembali memalingkan wajahnya dari orang itu, dan orang itu juga kembali bergeser tempat menghadapi wajah Rasulullah dan kembali mengulangi permintaannya untuk ketiga kalinya. Inilah iman. Memang, bagi seorang yang memiliki iman dalam hatinya, adalah mudah untuk menjalani hukuman seratus kali cambukan pada punggungnya yang telanjang. Bahkan hukuman rejam sekali pun. ia segan untuk kembali ke hadirat Tuhannya dengan seorang hamba yang tidak patuh.  

~Pemutusan Hubungan
Anda juga tahu bahawa di dunia ini tidak ada yang lebih dicintai seseorang selain daripada sanak keluarganya. Terutama sekali, ayah, saudara dan anak adalah demikian dicintai sehingga orang bersedia mati kerana mereka. Tetapi lihatlah dalam sejarah Islam waktu terjadi Perang Badar dan Uhud, dan lihatlah siapa yang berperang melawan siapa?
Sang ayah berada di barisan tentera Islam dan sang anak di barisan tentera kafir, dan sebaliknya. Seseorang berada di satu pihak dan saudaranya ada di pihak lainnya. Sanak keluarga dan kerabat-kerabat dekat saling berhadapan dan bertempur seakan-akan satu sama lain adalah orang-orang asing. Dan semangat permusuhan ini menyala bukan kerana membela tanah air atau memperebutkan harta benda, bukan pula kerana dendam peribadi tetapi perang melawan keluarga dan sanak saudara itu terjadi kerana orang-orang yang beriman berani dan rela membunuh atau terbunuh oleh ayah, anak, saudara dan keluarga mereka sendiri, demi membela ajaran Allah dan RasulNya.

~Taubat dari Adat Kebiasaan Lama
Tidak ada satu pun adat lama yang dibiarkan tetap tegak oleh Islam. Tetapi tahukah anda bagaimana sikap orang-orang yang telah menyatakan iman kepada Allah dan RasulNya? Orang-orang yang beriman ini menghancurkan berhala-berhala, yang selama ini disembah oleh mereka dan nenek-moyang mereka, dengan tangan-tangan mereka sendiri. Mereka mempersembahkan korban-korban tersebut di atas altar-altar pemujaan mereka. Mereka menghapuskan semua adat kebiasaan keluarga yang telah mereka warisi turun temurun selama berabad-abad. Dengan perintah Allah, mereka menghancurkan benda-benda yang sebelumnya mereka pandang suci. Sebaliknya, mereka mengesahkan hal-hal yang sebelumnya mereka pandang menjijikkan. Hal-hal yang selama berabad-abad dipandang suci, tiba-tiba saja menjadi kotor, dan sebaliknya. Semua perbuatan yang pada masa jahiliyyah merupakan sumber keuntungan atau kesenangan, dihapuskan begitu datang larangan dari Allah. Sebaliknya, semua perintah-perintah Islam yang membawa kesulitan-kesulitan dan keberatan-keberatan diterima dengan gembira. Inilah yang disebut iman dan inilah yang dinamakan Islam. Pendeknya, seandainya mereka semua menolak setiap hal yang datang dari Islam, anda dapat membayangkan bahawa pasti tidak akan ada seorang Muslim pun di dunia sekarang ini.

JALAN MENUJU KEREDHAAN ALLAH

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya". (Surah Ali Imran: Ay at 92).




Ayat ini adalah satu tuntutan dari Islam dan iman. Kebesaran Islam yang sebenarnya terletak pada prinsip bahawa apa pun yang anda cintai mestilah anda korbankan untuk Allah. Anda tentu tahu bahawa dalam semua urusan hidup anda, Allah mengajak anda kepada suatu arah, sedangkan anda sendiri mengajak ke arah lain. Pendeknya, dalam setiap langkah hidupnya, manusia dihadapkan pada persimpangan jalan. Jalan yang satu adalah jalan Islam, dan jalan yang satunya lagi adalah jalan kufr dan kemunafikan. Seseorang yang mengabaikan semua bujukan dunia dan tunduk-patuh pada perintah-perintah Allah adalah orang yang telah memilih jalan Islam.

No comments:

Post a Comment